Sebagian
penduduk Bumi urung "menyambut" kiamat 21 Desember 2012 batal terjadi
bukan lantaran tidak ada kiamat. Ini semua semata-mata akibat salah tafsir
kalender suku Maya.
Menurut konsep Maya, kita selalu memulai siklus baru, tahun baru, era baru. Tapi secara ilmiah tidak terjadi kiamat.
Nubuat kiamat berdasarkan kalender Maya telah ramai dibicarakan masyarakat dan media massa hampir sebulan terakhir. Kehebohan dan kepanikan sempat melanda sejumlah negara akibat isu akhir dunia.
Saya heran dengan kesalahan tafsir kalender Maya yang mengakibatkan isu kiamat merebak. Sebab, tidak ada yang istimewa dengan kalender bangsa yang mendiami kawasan Amerika Tengah itu.
Konsep waktu bagi suku Maya mirip dengan Cina atau Yahudi. Bedanya, suku Maya menghitung penanggalan dalam periode 5.128 tahun. Angka itu, versi suku Maya, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan satu siklus penciptaan.
Berakhirnya satu siklus penanggalan dalam kalender Maya tidak serta merta bermakna sebagai akhir dunia. Begitu pula segala fenomena dan bencana alam yang mempengaruhi Bumi hari ini, tidak dapat disimpulkan sebagai kiamat.
Sejak alam semesta terbentuk selalu ada ledakan gunung berapi dan aliran sungai . Perubahan selalu terjadi, bahkan sejak era Paleolitikum, yang menandakan Bumi masih hidup.
Bumi memang bisa hancur oleh hujaman meteorit. Namun, ancaman semacam itu bakal terdeteksi sejak 50 tahun lalu. Beberapa meteor selalu dipantau dan mereka berjarak ribuan kilometer dari Bumi. Lagipula, benda-benda astronomi selalu mengambang di sekitar Bumi, namun sejauh ini belum ada yang membahayakan.
Menurut konsep Maya, kita selalu memulai siklus baru, tahun baru, era baru. Tapi secara ilmiah tidak terjadi kiamat.
Nubuat kiamat berdasarkan kalender Maya telah ramai dibicarakan masyarakat dan media massa hampir sebulan terakhir. Kehebohan dan kepanikan sempat melanda sejumlah negara akibat isu akhir dunia.
Saya heran dengan kesalahan tafsir kalender Maya yang mengakibatkan isu kiamat merebak. Sebab, tidak ada yang istimewa dengan kalender bangsa yang mendiami kawasan Amerika Tengah itu.
Konsep waktu bagi suku Maya mirip dengan Cina atau Yahudi. Bedanya, suku Maya menghitung penanggalan dalam periode 5.128 tahun. Angka itu, versi suku Maya, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan satu siklus penciptaan.
Berakhirnya satu siklus penanggalan dalam kalender Maya tidak serta merta bermakna sebagai akhir dunia. Begitu pula segala fenomena dan bencana alam yang mempengaruhi Bumi hari ini, tidak dapat disimpulkan sebagai kiamat.
Sejak alam semesta terbentuk selalu ada ledakan gunung berapi dan aliran sungai . Perubahan selalu terjadi, bahkan sejak era Paleolitikum, yang menandakan Bumi masih hidup.
Bumi memang bisa hancur oleh hujaman meteorit. Namun, ancaman semacam itu bakal terdeteksi sejak 50 tahun lalu. Beberapa meteor selalu dipantau dan mereka berjarak ribuan kilometer dari Bumi. Lagipula, benda-benda astronomi selalu mengambang di sekitar Bumi, namun sejauh ini belum ada yang membahayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan boleh beri komentar, tapi yang sopan dan tidak mengandung unsur sara.